MONITORSULUT——Di tengah dinamika dunia usaha yang semakin kompleks, Wali Kota Bitung Hengky Honandar mengambil langkah berbeda.
Dalam Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang digelar Selasa (10/6), Hengky tak sekadar bicara regulasi atau pengawasan. Ia memilih pendekatan yang lebih dialogis,membangun hubungan setara antara pemerintah dan perusahaan.
Bertempat di Ruang SH Sarundajang, forum ini mempertemukan unsur Forkopimda dengan para stakeholder dunia usaha. Di hadapan perwakilan perusahaan, Wali Kota Hengky menekankan pentingnya komunikasi terbuka sebagai pondasi sinergi antara sektor publik dan swasta.
“Kalau ada keluhan atau kendala, jangan diam. Silakan komunikasikan. Pemerintah terbuka dan siap jadi mitra, bukan hanya pengawas,” ujar Hengky dengan nada tegas namun terbuka.
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa dunia usaha bukan hanya objek pungutan pajak atau sasaran regulasi.
Bagi Hengky, perusahaan adalah bagian integral dari pembangunan daerah yang berkelanjutan.
Dalam forum itu, ia juga menyentil pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR). Hengky meluruskan persepsi bahwa CSR bukan sekadar formalitas atau “pemberian” kepada pemerintah.
“CSR bukan dana ke pemerintah, tapi kontribusi sosial nyata untuk masyarakat. Itu bentuk kepedulian, bukan kewajiban administratif,” tandasnya.
Wali kota yang dikenal dekat dengan pelaku UMKM ini juga menegaskan pentingnya kepatuhan terhadap pajak daerah. Namun, pendekatan yang ia tawarkan tetap mengedepankan empati dan realitas di lapangan.
“Kami paham tidak semua perusahaan dalam kondisi ideal. Maka mari duduk bersama, bicarakan solusi. Yang kami inginkan adalah kerja sama yang jujur dan saling dukung,” katanya.
Pesan kunci dari forum Forkopimda kali ini terasa jelas, Pemerintah Kota Bitung tidak ingin menjadi penguasa yang memerintah dari atas. Sebaliknya, pemerintah ingin hadir sebagai mitra yang membuka ruang diskusi, mencari jalan tengah, dan membangun bersama.
Dengan ini menjadi sinyal positif bagi dunia usaha, bahwa di Bitung, pembangunan bukan proyek satu arah, melainkan gotong royong lintas sektor.
(yulia pricilia)