MANADO — Pergantian pucuk pimpinan di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara bukan sekadar prosesi seremonial. Di balik suasana hangat yang berlangsung di Wisma Negara Bumi Beringin, Kamis (30/10), terselip pesan tegas dari Gubernur Sulawesi Utara, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, tentang arti pentingnya menjaga sinergitas antar lembaga.
Momentum peralihan jabatan dari Dr. Andi Muhammad Taufik, S.H., M.H., CGCAE kepada Jacob Hendrik Pattipeilohy, S.H., M.H. itu menjadi titik refleksi tentang bagaimana koordinasi dan kolaborasi lintas institusi menjadi fondasi utama bagi stabilitas hukum dan pemerintahan di Sulut.
Dalam sambutannya, Gubernur Yulius menilai keberhasilan pembangunan daerah tidak bisa dilepaskan dari soliditas antar unsur Forkopimda. Ia menyebut, komunikasi dan kepercayaan antar lembaga penegak hukum merupakan modal penting untuk menjaga iklim daerah yang aman dan kondusif.
“Kemajuan Sulawesi Utara tidak hanya ditentukan oleh program pemerintah, tetapi juga oleh sinergi semua pihak yang bekerja dengan semangat kebersamaan. Kami percaya Kejati akan terus menjadi mitra strategis dalam memperkuat keadilan dan integritas di daerah ini,” ujar Yulius di hadapan tamu undangan.
Yulius juga memberikan apresiasi kepada Dr. Andi Muhammad Taufik atas dedikasinya selama memimpin Kejati Sulut, serta menyambut kehadiran Jacob Hendrik dengan penuh harapan agar kerja sama yang sudah baik dapat semakin solid di bawah kepemimpinan baru.
Suasana acara berlangsung akrab dan penuh kekeluargaan. Sejumlah tokoh hadir memberikan testimoni, menyampaikan pesan perpisahan, dan menyerahkan cenderamata sebagai tanda penghargaan atas pengabdian.
Menutup acara, Gubernur Yulius menegaskan kembali pentingnya membangun sinergi nyata bukan hanya dalam tataran formal, tetapi juga dalam tindakan bersama untuk menjaga keadilan dan kepercayaan masyarakat.
“Pergantian pimpinan bukan akhir dari kerja sama, tapi awal dari penguatan hubungan antarlembaga demi kepentingan masyarakat Sulawesi Utara,” tutupnya.
Acara kemudian berlanjut dengan ramah tamah dan sesi foto bersama, menandai transisi yang tidak hanya simbolik, tetapi juga penuh makna bagi perjalanan penegakan hukum di Sulut.
(Yulia)

 
																				





