Simulasi Penanganan Pengungsi Erupsi Gunung Awu Telah Digelar

MONITORSULUT,Sangihe-Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe telah menggelar simulasi penanganan pengungsi erupsi Gunung Api Awu, Senin (13/5/2024).

Pelaksanaan kegiatan simulasi atau uji lapang yang melibatkan berbagai instansi, yaitu BPBD Sangihe, Dinas Perhubungan Daerah Sangihe, Dinas Kesehatan Sangihe, Satpol PP, Dinas PU, dan Dinas Sosial Daerah Sangihe. Serta bekerjasama dengan instansi vertikal, Basarnas, TNI/Polri, dan Tagana Provinsi Sulawesi Utara.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sangihe Wandu Labesi menjelaskan, simulasi telah dilakukan beberapa waktu lalu dan sukses dilaksanakan. Itu merupakan uji lapang untuk memastikan kesiapan pemerintah bersama stakeholder dalam mengintervensi jika nanti terjadi bencana erupsi Gunung api Awu.

“Simulasi di hari ini sudah bersifat uji lapang, dan itu artinya bahwa 90% SOP itu sudah akan kita laksanakan, ketika terjadi erupsi. Jadi dengan uji lapang hari ini, menandakan bahwa pemerintah bersama stakeholder siap untuk mengintervensi apabila terjadi erupsi gunung api Awu. Dan ini akan menjadi acuan kita, baik masyarakat maupun pemerintah dalam rangka penanganan pengungsi nanti,” jelas Labesi.

Selain itu, diungkapkan Labesi pemerintah telah menetapkan titik-titik pengungsian untuk kurang lebih 35.000 warga yang diperkirakan akan terdampak. Fasilitas-fasilitas seperti gereja, masjid, sekolah, dan organisasi kemasyarakatan telah diminta untuk menjadi tempat pengungsian sementara.

“Kita saat ini sudah sangat siap, bahkan kita sudah menentukan titik kumpul serta lokasi pengungsian sementara bagi 35.000 sekian masyarakat kita yang ada di 4 Kecamatan ini. Untuk jumlah masyarakat yang terdampak, kami mengacu dari data yang ada di dinas kependudukan daerah Sangihe,” ungkap dia.

“Pengungsi sebanyak 35.000 sekian ini, akan kita sebarkan nantinya di beberapa wilayah yang tidak termasuk dalam kawasan rawan bencana. Dan untuk semua fasilitas baik gereja maupun organisasi kemasyarakatan serta masjid dan sekolah itu sudah kami sampaikan surat permohonan peminjaman gedung, dimana ketika nanti terjadi erupsi gunung api,” tambah Labesi.

Kaban menambahkan, penentuan titik kumpul maupun lokasi pengungsian ini, merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk memastikan bahwa bantuan yang nantinya diberikan dapat terkonsentrasi pada satu tempat untuk setiap lokasi pengungsian.

“Sehingga tidak ada warga pengungsi yang tidak terlayani. Selain itu, pemerintah juga telah menyampaikan surat edaran Bupati kepada Camat, Lurah dan Kapitalaung setempat terkait dengan pembagian lokasi pengungsian agar masyarakat yang melakukan pengungsian mandiri juga mengetahui titik pengambilan bantuan,” tuturnya. (Mouren)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *