Sejak Mei, Gubernur Olly lewat Dikda Sulut sudah Berikan Dana Bos untuk Kuota Siswa

MONITOR Sulut – Kebijakan Kemendikbud RI saat ini memberlakukan memakai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk siswa lewat kuota internet, ternyata terobosan ini sejak Mei 2020 telah dilakukan Pemprov Sulut lewat Program Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw melalui Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut. Hal ini dibenarkan Kadis Pendidikan Daerah Sulut Grace Punuh, Jumat (07/08/2020).


Lanjut Punuh, sejak Mei 2020 koordinasi dengan Kementerian terus dilakukan, dimana perhatian Gubernur dan Wagub untuk pendidikan Sulut luar biasa, sehingga dengan lobi bisa membawa dana BOS digunakan membeli kuota bagi siswa sampai agustus ini.
“Untuk sulut dana BOS dipakai untuk kuota internet sudah dilakukan sejak dana bos tahap pertama 2020 turun,”tandas Punuh yang sukses membawa Dikda lebih hebat saat ini.
Dikatakan Punuh, saat pemberlakuan zona hijau bisa sekolah pun, Sulut tetap memberlakukan belajar dari rumah, mengingat kesehatan paling penting, termasuk menghindari agar tak ada cluster baru, bahkan Pemprov lewat Dikda Sulut sudah ada terobosan dan langkah kedepan bila memang tatap.muka itu harus dilakukan, namun saat ini terpenting ada bisa belajar dan meningkatkan mutu pendidikan lewat siswa.


Dijelaskannya pula, pembelajaran secara during dan daring sudah dilakukan sejak 2 Mei 2020, karena hanya sulut lokasi zona hijau di Sitaro dan Boltim tapi tak ada tatap muka mengingat kesehatan paling utama, karena lebih baik belajar dari rumah dengan tetap mengikuti aturan yang diberikan sekolah termasuk proses pembelajaran dimasa pandemi covid saat ini.
Sementara itu proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) menjadi solusi dunia pendidikan dalam mengatasi kegiatan belajar mengajar di masa Pandemi Covid-19 ini.


Wakil Gubernur Sulut Drs Steven OE Kandouw mendorong stakeholder, khususnya Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut, agar terus berupaya lebih maksimal dan efektif terhadap proses PJJ.
“Kita harus optimalkan dan efektikan PJJ agar di Sulut tidak ada generasi yang hilang hanya dikarenakan Covid-19,” kata Wagub Kandouw.
Untuk itu, Wagub Kandouw berharap para guru memiliki sense of belonging and sense of responsibility, sehingga proses PJJ dapat dilakukan secara maksimal dan efektif.
“Gurunya datang ke rumah siswa dan memberikan materi pelajaran,” tandas Wagub Kandouw.
Kandouw pun menilai, proses PJJ yang saat ini sedang berlangsung, masih belum efektif. Hal itu disebabkan beberapa kendala diantaranya; sarana dan prasarana komunikasi dimana ada beberapa wilayah di Sulut yang belum terakses jaringan internet.
“Untuk itu, pak Gubernur Olly Dondokambey mengontak Kemenkominfo agar di Sulut tidak ada lagi blank spot,” ujarnya.
Selain itu, masih banyak siswa yang tidak memiliki sarana komunikasi berupa Hp atau Gadget. “Ini harus dikonsultasikan ke Kementerian Pendidikan, agar para siswa yang kurang mampu, diupayakan dapat Gadget yang dibeli dari dana BOS,” tandas Wagub Kandouw.
Ia menambahkan, kendala lainnya berupa ketidakmampuan SDM para guru terhadap proses PJJ. “Masih saja ditemukan, ada guru yang memiliki pola pikir gampang. Hanya memberikan tugas belajar kepada para siswa begitu saja. Mestinya, dibarengi dengan tatapmuka langsung,” tandasnya.
“Jadi diperlukan rasa memiliki dan rasa bertanggungjawab dari para guru terhadap para siswa. Saya optimis, kalau dua hal ini dimiliki para guru, pasti tidak ada kendala dalam kegiatan belajar mengajar di masa pandemi Covid-19,” tegasnya pula. (Stv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *