MONITORSULUT,MANADO — Aula lantai RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dipenuhi semangat baru pada Senin (29/9), ketika ratusan mahasiswa profesi Ners dari Universitas Pembangunan Indonesia (UNPI) mengikuti kegiatan orientasi dan pelatihan. Acara ini tidak sekadar menjadi pertemuan formal, tetapi juga momentum penting bagi calon perawat untuk mengenal lebih dalam dunia pelayanan kesehatan yang profesional dan berempati.
Pelatihan yang diberikan mencakup materi esensial, mulai dari Bantuan Hidup Dasar (BHD), Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP), Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS), hingga Pelayanan Prima.
Direktur Utama RSUP Kandou, Prof. Dr. dr. Starry Rampengan, Sp.JP(K), FIHA, MARS, membuka kegiatan sekaligus memberikan motivasi mendalam. “Bekerjalah untuk Tuhan, bukan untuk manusia. Dengan begitu, pelayanan yang kita berikan akan tulus, penuh empati, dan benar-benar bermanfaat bagi sesama,” ucapnya yang disambut tepuk tangan peserta.
Ia menekankan, menjadi seorang perawat bukan hanya soal keterampilan teknis, melainkan juga sikap profesional. Komunikasi yang baik, empati, dan penerapan prinsip 5 S — senyum, sapa, salam, sopan, dan santun — disebutnya sebagai kunci utama dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Selama sesi berlangsung, Prof. Starry membedah satu per satu materi penting. Mulai dari teknik resusitasi sederhana dalam BHD, sistem keselamatan pasien, pencegahan infeksi di rumah sakit, hingga budaya kerja aman dan pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan masyarakat.
Dengan penuh optimisme, ia berharap para mahasiswa mampu menyerap seluruh ilmu dan pengalaman yang diberikan. “Saya percaya kalian bisa menerapkannya dengan baik, sehingga saat bertugas nanti, pelayanan yang diberikan akan semakin profesional, bermutu, dan penuh kepedulian,” tuturnya.
Kegiatan orientasi ini bukan hanya menambah pengetahuan, tetapi juga memperkuat komitmen RSUP Kandou sebagai rumah sakit rujukan utama di Sulawesi Utara dan Indonesia Timur. Melalui program ini, diharapkan lahir tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga siap mengabdi dengan hati.
(yulian Pricilia)
