Perangi Stunting di Desa Wongkai Satu: Komitmen Pencegahan Sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan

MITRA, MONITORSULUT.COM. — Perang melawan stunting di Minahasa Tenggara terus digencarkan. Desa Wongkai Satu Kecamatan Ratahan Timur turut ambil bagian aktif dalam upaya pencegahan stunting, meskipun belum ada kasus stunting. Komitmen tersebut diwujudkan melalui program pencegahan yang terfokus pada dua kelompok rentan: remaja putri dan ibu hamil. Kedua kelompok ini dianggap sebagai kunci utama dalam memutus mata rantai stunting, mengingat asupan gizi yang cukup pada masa pertumbuhan dan kehamilan sangat krusial bagi perkembangan janin dan kesehatan anak di masa mendatang.

Kader PPKBD, Olga Ponggohong, didampingi Kader KPM, Novanti Wahongan, menjelaskan strategi pencegahan yang diterapkan di Desa Wongkai Satu. Program ini menekankan pentingnya intervensi sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), periode emas perkembangan anak.

“Sangat penting dilakukan intervensi sejak 1000 hari dengan adanya pemberian makanan tambahan bergizi, suplemen, dan susu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dan anak balita. Pemberian makanan tambahan ini tidak hanya difokuskan pada kuantitas, tetapi juga kualitas, memastikan asupan nutrisi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu,” ungkap Ponggohong.

Lebih lanjut dikatakan, selain pemberian makanan tambahan, program ini juga mencakup edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang, pola makan sehat, dan praktik hidup bersih dan sehat (PHBS). Edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pencegahan stunting, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam menjaga kesehatan diri dan keluarga. Kerja sama yang erat antara pemerintah desa, kader kesehatan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini.

Harapannya, melalui upaya pencegahan yang komprehensif ini, Desa Wongkai Satu dapat tetap terbebas dari ancaman stunting dan memastikan generasi penerusnya tumbuh sehat dan cerdas. Keberhasilan Desa Wongkai Satu ini diharapkan dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi desa-desa lain di Minahasa Tenggara dalam upaya bersama memerangi stunting. (JW)