MONITORSULUT, MANADO — Untuk meningkatkan mutu pelayanan di era digitalisasi 4.0, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Dr. R.D. Kandou Manado melaunching aplikasi Public Health Online Service (PHOS), Jumat 08/10/2021.di aula RSUP Kandou.
PHOS merupakan salah satu kegiatan dari strategi pelayanan kesehatan di remote area dan gugus tugas pulau, tujuan dari Aplikasi Layanan Online Kesehatan ini, untuk memonitoring pasien Rujukan,cepat tanggap dalam menanggani Pasien kehamilan, informasi yang di sediakan akan lebih cepat dan akurat, menurunya tingkat resiko kematian karena bisa di tangani oleh 2 RS yang bersangkutan (rujukan dan RSUP kandou manado), mencatat secara elektronik document kehamilan di area gugus.
Dr Jeheskiel Panjaitan, yang melahirkan inovasi terbaru aplikasi Public Health Online Service (PHOS) ini mengatakan bahwa, PHOS ini merupakan Proyek perubahan terkait strategi yang di latar belakangi angka kematian ibu cukup tinggi di indonesia, untuk itu Kementerian Kesehatan memetakan 17 Rumah Sakit yang ada di 4 Provinsi yaitu Sulawesi Utara,Gorontalo,Maluku,Maluku Utara, yang menjadi Lokus dilakukannya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
“Di 17 Rumah Sakit, Lokus kita mengintegrasikan kegiatan- kegiatan yang ada dipusat, RSUP Kandou maupun di provinsi.
Startegi pelayanan kesehatan di remote area dan gugus pulau, Bagaimana supaya bisa di siasati supaya tidak bertambah ibu dan bayi yang meninggal”,ujar Panjaitan.
Menurut Panjaitan dengan aplikasi ini diharapkan puskesamas bisa melakukan pemilahan mana ibu yang beresiko tinggi dan bisa langsung
tindaklanjuti oleh Rumah Sakit.
“Jadi intinya dengan aplikasi yang digunakan serta informasi yang akurat baik Puskesmas dan Rumah Sakit tidak akan kewalahan menghadapi ibu hamil yang beresiko tinggi”,ujarnya.
Masih menurut Panjaitan bahwa, Aplikasi ini tidak berdiri sendiri tapi bisa bergabung dengan sistem rujukan dengan aplikasi-aplikasi lainnya yang sedang di gagas oleh Kementrian Kesehatan.
“Aplikasi PHOS ini tidak berdiri sendiri, nantinya bisa bergabung dengan Aplikasi KIA, Simacneo , dan Ekohart yang di gagas oleh kemkes agar tidak terkotak-kotak, kita merangkul semua menjadi satu kekuatan agar mengurangi waktu yang terbuang”,ujarnya.
Dalam menciptakan aplikasi ini,kata Panjaitan ada 3 hal yang diperhatikan yaitu batter,faster dan Cipper, pelayanan yang harus kita dorong agar bisa di implementasikan ke 17 rumah sakit, walaupun pasti ada kendalanya apalagi di daerah terpencil dengan masalah jaringan internet.
“Jadi ini menjadi konsen kita untuk mengadvokasi pejabat pengambil kebijakan, bagaimana peran mereka untuk membantu lokus percepatan penurunan AKI dan AKB ini, Kendalanya adalah jaringan yang sulit,contoh di bolsel jaringan internetnya belum lancar,kita cari solusi dan selesaikan bersama”,ungkap Panjaitan.
Sementara Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta La ode Musafin, SKM,M,Kes, mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh dr Panjaitan dalam melaunching aplikasi Public Health Online Service (PHOS)
“Saya memberikan mengapresiasi dan menyampaikan selamat kepada dr jeheskiel atas terobosan launching aplikasi public healt online service (PHOS), di mana dr Jeheskiel juga merupakan peserta PKN pelatihan Pim II yang salah satu syarat dalam mengikuti pelatihan adalah harus memenuhi 3 hal, Pertama harus melakukan reformasi birokrasi,
Birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan masyarakat, kedua
Harus melakukan inovasi dan ketiga
Inovasi dilakukan dengan melakukan digitalisasi didalam pelayanan kesehatan”,kata La ode.
Menurut La ode terobosan yang dilakukan oleh dr Jeheskiel sudah memenuhi 3 unsur tadi,bagaimana mempercepat proses rujukan dari puskesmas kepelayanan kesehatan terdekat, Bagaimana memberikan pelayanan kesehatan khususnya emergency ibu dan anak yang lebih baik lagi kepada teman2 di puskesmas, RSUD melalui bimbingan dan supervisi dari RS kandou.
“yang kita harapkan bawasannya penanganan kasus emergency ini apabila sistem informasi telah terintegarsi sedemikian rupa dengan sistem informasi yang telah dikembangkan di daerah akan mengurangi biaya2 yang di keluarkan oleh masyarakat. Karena kita telah berhasil menurunkan ketidakpastian, dan melalui aplikasi ini tercapailah sudah 3 unsur utama dalam penegakan mutu yaitu faster,better dan ciper”,ujarnya.
Ketua Dewas RSUP Kandou Juga menyambut baik apa yang di lakukan dr Jeheskiel Panjaitan terkait aplikasi PHOS yang dibuat untuk memberikan kemudahan dan komunikasi yang baik antara Puskesmas dan Rumah Sakit
“Kita tahu pelayanan kesehatan di daerah terpencil itu cukup bermasalah dalam arti kata tingkat kesulitannya, dan disini dengan adanya program yang namanya PHOS merupakan satu upaya yang dilakukan untuk mempermudah komunikasi antara Puskesmas dan Rumah Sakit, dan semoga dengan aplikasi yang disediakan oleh dr Jeheskiel, bisa membantu sudara2 kita di daerah terpencil,Saya berharap ini bisa dikembangkan dan di integrasikan dengan baik”,Pungkasnya.(QR)