Ramoy Markus Luntungan,“Rondoren wo Wangunen um Wanua”,Jiwa Minahasa yang Tak Pernah Padam

MONITORSULUT—— Suasana penuh warna menyelimuti perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Minahasa. Deru tambur, alunan musik kolintang, dan lantunan syukur menggema yang merupakan kebanggaan masyarakat atas tanah Toar-Lumimuut. Di tengah sukacita itu, Komisaris Utama Bank SulutGo (BSG) Ramoy Markus Luntungan (RML) hadir dengan pesan yang menyejukkan: “Rondoren wo Wangunen um Wanua.”

yang bermakna membangun dan menumbuhkan kampung halaman, menjadi benang merah harapannya untuk Minahasa yang semakin maju tanpa kehilangan jati diri.

RML menuturkan makna dari kearifan lokal Minahasa,

“Ma sawang-sawang an, ma tombol-tombol an, ma suleng-suleng an, ma leos-leos an, ma ulit-ulit an, ma tou ngaasan.”

Bagi Luntungan, rangkaian kata itu bukan sekadar pepatah lama, tetapi panduan hidup tentang bagaimana orang Minahasa saling menguatkan dalam setiap keadaan.

“Artinya, torang baku beking pande. Kalau ada yang susah torang bantu, kalau ada yang jatuh torang angkat, kalau ada yang berhasil torang ikut bersyukur. Inilah nilai yang bikin Minahasa kuat dari dulu,” ujarnya dengan nada tegas namun penuh kehangatan.

Ia juga menegaskan bahwa semangat ‘Pakatuan wo Pakalawiren i Yayat u Santi’ persatuan dan kesejahteraan menuju kedamaian harus terus menjadi roh pembangunan.

“Kita bisa modern, kita bisa maju, tapi jangan hilangkan akar budaya torang. Itulah kekayaan sesungguhnya orang Minahasa,” tambahnya.

Sebagai figur publik yang juga memiliki kedekatan emosional dengan masyarakat Minahasa, RML berharap momentum HUT ini menjadi ajang refleksi bersama untuk terus menumbuhkan rasa cinta terhadap daerah.
“Semoga HUT Minahasa bukan hanya seremoni, tapi jadi momen untuk saling rangkul dan saling dorong demi kemajuan bersama,” ungkapnya.

Dengan nada syukur, ia menyampaikan pesannya

“Rondoren wo Wangunen um Wanua mari baku beking pande, mari bangun Minahasa dengan hati dan kasih. Karena Minahasa bukan cuma tempat, tapi jiwa yang hidup dalam diri kita semua.”

(Yulia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *