MONITOR Sulut – Rapat koordinasi daerah (Rakorda) dalam rangka penyusunan peta jalan hilirisasi investasi strategis di Sulawesi Utara tahun 2022, sekaligus mendukung program ODSK sebagai bagian dari perwujudan proses pembangunan daerah di Provinsi Nyiur Melambai guna tercapainya percepatan pembangunan investasi yang berkualitas di Sulawesi Utara. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu Sulut Frangky Manumpil.
Lanjut Kadis Manumpil dalam semangat untuk memacu pertumbuhan investasi dan didasari oleh visi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2021-2026, yaitu “Sulawesi Utara maju dan sejahtera sebagai pintu gerbang indonesia ke asia pasifik”, maka pemerintah daerah telah melakukan upaya-upaya nyata untuk mendukung kelangsungan usaha, meningkatkan daya saing produk local, mendorong kerjasama antara unit ekonomi yang berbeda, termasuk investasi domestik dan investasi asing.
” Meskipun demikian, harus diakui bahwa Sulawesi Utara berada pada persaingan yang ketat dalam menarik investasi asing maupun investasi dalam negeri. oleh sebab itu, perlu dibangun iklim investasi yang kondusif bagi kelangsungan investasi di sulawesi utara, terutama pada saat kondisi ekonomi terkontraksi akibat pandemic covid 19,”tandas Manumpil yang juga Calon Sekprov Sulut ini.
Menurut Manumpil, upaya pemerintah dalam rangka mempercepat pembangunan daerah sudah dilaksanakan melalui berbagai pendekatan untuk memastikan bahwa potensi investasi dapat segera berkembang. salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan adanya hilirisasi industri. hilirisasi industri penting untuk dilakukan mengingat kekayaan sumber daya alam di provinsi yang kita cintai sangat melimpah. dengan adanya hilirisasi industri, diharapkan sumber daya alam yang diekspor keluar negeri memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Dikatakannya pula Sulawesi Utara adalah penyumbang nomor dua produksi kelapa nasional yaitu sebesar 9,39 persen sehingga sangat tepat jika pemerintah sulawesi utara mendorong lebih banyak investasi ke dalam negeri untuk memperkuat hilirisasi industri, terutama industri kelapa dan pala.
Menurutnya pula, tujuan dari hilirisasi ini yaitu untuk meningkatkan nilai jual komoditas, memperkuat struktur industri, menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan, serta meningkatkan peluang usaha di dalam negeri. Hilirisasi menjadi sesuatu yang wajib dilakukan untuk meminimalisir dampak dari penurunan harga komoditas.
Manumpil pun menambahkan peranan dan kontribusi investasi sangat diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional dan daerah, meningkatkan pendapatan pemerintah dalam bentuk penerimaan pajak, serta menciptakan lapangan kerja.
“Pertumbuhan investasi daerah berperan untuk meningkatkan stabilitas makroekonomi, keseimbangan ekonomi antar sektor dan antar kelompok-kelompok sosial budaya, “tukasnya
Dijelaskannya pula pada prinsipnya, penyelenggaraan pemerintahan di sulawesi utara khususnya di bidang penanaman modal akan diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan dan kinerja investasi yang berkualitas untuk membangun Indonesia dari Sulawesi Utara, selanjutnya, yang diperlukan hanyalah “komitmen dan konsistensi”.
“Oleh karenanya, saya mengajak seluruh pelaku usaha yang hadir, para stakeholder pembangunan baik Kadin, Apindo, akademisi, LSM, jurnalis dan kita semua untuk bersinergi, bahu membahu, melangkah bersama mencapai tujuan,” tutup Manumpil.
Hadir dalam kegiatan, sekaligus memberikan materi Kepala Bappeda Ir Jenny Karouw Kadis Perkebunan Ir Yeitij Roring dan Kementerian Investasi BKPM RI. (Stv)