Presiden Jokowi Perhatikan Kemajuan dan Dukung Pengembangan Pariwisata Sulut, Puji Terobosan Gubernur Olly

MONITOR Sulut -Presiden Joko Widodo memuji kejelian Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam membangun sektor pariwisata Sulut.

Presiden Jokowi bersama. Gubernur Olly Dondokambey dan sejumlah menteri mengunjungi salah satu.lokasi objek pariwisata di pulisan Likupang

“Ekonomi di sini mengarah ke pariwisata. Feeling Pak Gubernur (Olly Dondokambey) bagus sekali,” kata Jokowi di Manado, Kamis (4/7/2019).
Untuk itu, Jokowi berjanji akan mendukung pembangunan infrastruktur pariwisata demi menarik lebih banyak kunjungan wisatawan ke Sulut.
“Kita ingin mengembangkan pariwisata di Sulut. Tadi saya sudah ke tempat wisata di Likupang Minahasa Utara,” tandas Jokowi
Selain itu, Presiden Jokowi mengaku telah mendengar setiap usulan dari Gubernur Olly terkait pembangunan infrastruktur pariwisata yang dikerjakan di Sulut diantaranya perluasan terminal Bandara Sam Ratulangi Manado.
“Jalan sempit nanti dibesarin, terminal bandara di perbesar. Saat ini baru menampung 2 juta penumpang per tahun. Nanti setelah diperbesar agustus 2020 bisa menampung 6 juta penumpang,” ucap Jokowi.
“Selain terminal, landasan pacunya juga diperpanjang supaya pesawat berbadan lebar bisa mendarat,” sambung Presiden.
Sementara itu, Gubernur Olly Dondokambey mengapresiasi perhatian Jokowi atas pembangunan sektor pariwisata Sulut.

Presiden Jokowi saat mengunjungi Bandara Sam Ratulangi
Presiden Jokowi saat disambut Warga Sulut

“Atas nama pemerintah, saya mengucapkan terimakasih kepada Jokowi yang sudah berkali-kali mengunjungi Sulut,” kata Olly.
Olly berjanji akan selalu mendukung kepemimpinan Jokowi demi Sulut yang lebih hebat ke depan.
“Atas semua ini kami akan mendukung terus kepemimpinan Bapak Presiden selama lima tahun ke depan,” ucap Olly.
Diketahui, baru-baru ini Kementerian Pariwisata RI bahkan menobatkan Sulut sebagai The Rising Star sektor pariwisata Indonesia karena mampu mendorong pertumbuhan kinerja pariwisatanya hingga 600% dalam empat tahun terakhir.

Gubernur Sulut beserta Ibu Rita Dondokambey Tamuntuan menyambut Presiden Jokowi dan Ibu Iriana di Bandara Sam Ratulangi untuk melihat dari dekat pengembangan Pariwisata Sulut

Wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sulut, pada 2015 sebanyak 20 ribu, tahun 2016 meningkat menjadi 40.000 atau dua kali lipat. Selanjutnya pada 2017 sebanyak 80.000, dan tahun 2018 meningkat menjadi 120.000.
Begitu juga pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari sekitar 2 juta menjadi 4 juta atau dua kali lipat, 200 persen, padahal di daerah lain hanya sekitar 5 persen sampai 10 persen
Selain itu, Sulut tahun ini memiliki 3 event pariwisata unggulan berkelas internasional yang masuk dalam 100 Wonderful Event 2019.
Ketiga event tersebut yaitu Festival Bunaken 26-29 Juli 2019, Festival Pesona Selat Lembeh 6-10 Oktober 2019, dan Tomohon International Flower Festival 17-12 Agustus 2019 yang dimasukkan kedalam 100 Wonderful of Event 2019.

Presiden Jokowi saat memberikan 2000 sertifikat tanah di.Sulut

Sementara itu, dalam kunjungan kali ini, Presiden Joko Widodo yang didampingi Gubernur Olly Dondokambey membagikan sertifikat tanah untuk ribuan masyarakat di Graha Gubernuran Bumi Beringin, Kota Manado pada Kamis, 4 Juli 2019. Di sini, Jokowi membagikan 2.000 sertifikat kepada masyarakat Sulawesi Utara.
Di hadapan masyarakat, Jokowi juga memuji kebijakan Gubernur Olly yang membebaskan seluruh biaya administrasi pengurusan sertifikat tanah bagi masyarakat Sulut.
“Bapak dan ibu di Sulawesi Utara beruntung punya Pak Olly. Karena biaya administrasi sertifikat sudah ditanggung pemerintah daerah,” kata Jokowi.
Lanjut Jokowi, program sertifikat tanah itu penting dan memiliki manfaat besar sebagai tanda bukti sah hak atas tanah.
“Simpan bak-baik sertifikat tanahnya. Difotokopi, Diberi plastik, disimpan di tempat yang aman jarena sertifikat tanah ini adalah tanda bukti hak hukum atas tanah yang kita miliki,” beber Jokowi.

Kegiatan penyerahan 2000 sertifikat tanah dimana Gubernur Sulut Olly Dondokambey sementara memberikan sambutan dihadapan Presiden Jokowi

Jokowi memberikan gambaran zaman dulu hanya 500 ribu bidang tanah yang bisa disertifikat dalam setahun. Artinya, seorang masyarakat perlu waktu kira-kira 160 tahun agar tanahnya bisa disertifikat.
“Siapa yang mau menunggu 160 tahun? Ayo maju sini, saya kasih sepeda gratis,” kata Jokowi.
Jokowi juga meminta kepada seluruh masyarakat agar bijak dalam menggunakan sertifikat.
“Tidak masalah sertifikatnya disekolahkan tapi harus bijak, harus dipakai untuk modalnya untuk usaha, kerja atau investasi. Jangan untuk konsumtif,” kunci Jokowi.

Presiden Jokowi saat me ngunjungi Jendela Indonesia

Seusai pembagian sertifikat tanah, Kepala Negara memutuskan untuk menyambangi dan melihat langsung salah satu destinasi wisata populer di daerah tersebut, yakni Jendela Indonesia yang berlokasi di Jalan Piere Tendean, Sario Tumpaan, Sario, Kota Manado.
Sesampainya di lokasi, Presiden langsung mengunjungi gerai yang menjual produk kuliner setempat. Kepala Negara juga ingin mengetahui sejumlah fasilitas publik yang ada untuk mengetahui kesiapan pengelola dan masyarakat dalam hal kenyamanan dan kebersihan area wisata.
“Sekarang kerja enggak bisa makro. Mikro (detail) harus diikuti sehingga betul-betul tampak mana yang harus di- backup oleh pemerintah pusat, mana yang bisa dikerjakan pemerintah provinsi, mana yang swasta,” kata Presiden mengenai kunjungannya itu.
Jendela Indonesia adalah sebuah tempat wisata di Kota Manado yang dalam 2,5 tahun belakangan sukses berkembang menjadi sebuah pusat aktivitas wisata. Pusat kuliner yang mengedepankan hidangan khas Indonesia serta UKM-UKM lokal yang menjajakan produk yang menjadi pelengkap daya tarik objek wisata di dekat pantai yang oleh warga setempat disebut Boulevard Manado.
“Di sini menurut saya ada sebuah peluang besar untuk menarik wisatawan, turis, yang itu akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang baik bagi Provinsi Sulawesi Utara,” ujar Kepala Negara.

Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas dengan para menteri dan Gubernur Olly saat melakukan perjalanan melihat dari dekat objek wisata Sulut

Melalui kunjungan ini, Presiden melihat adanya potensi yang sangat besar bagi objek wisata tersebut untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan. Pemerintah, bersama dengan pemerintah daerah dan swasta, juga akan memberikan dorongan dan dukungan dalam membenahi atau menyempurnakan fasilitas-fasilitas publik di sekitar kawasan itu.
“Ternyata peminatnya (wisatawan) sangat banyak. Seiring dengan itu, fasilitasnya jangan terlambat diperbaiki,” tuturnya.

Presiden Jokowi dan Ibu saat melihat objek wisata Bunaken

Pada Jumat (05/07/2019), Presiden Jokowi dan Ibu bersama Gubernur serta para menteri kembali melakukan peninjauan salah satunya di taman laut bunaken.
“Kita ingin melihat lapangan di mana ada potensi-potensi yang bagus, yang dipakai untuk pariwisata. Tapi memang ini adalah area konservasi yang juga harus hati-hati,” ujar Presiden di Dermaga Bunaken.
Presiden dan rombongan bertolak menuju lokasi dari dermaga yang berada di area hotel tempat menginap dengan menaiki kapal Bunaken Crystal 7. Setelah kurang lebih 45 menit perjalanan, rombongan tiba di Dermaga Bunaken dan berganti kapal khusus yang dilengkapi ruang bawah kapal untuk menuju laut lepas dan menikmati kecantikan ikan-ikan tropis serta terumbu karang yang eksotis di salah satu perairan di tempat dengan biodiversitas tertinggi di dunia.

Rombongan Presiden Jokowi saat berada di atas Kapal menuju lokasi wisata

Terkesima dengan keindahan bawah laut Taman Nasional Bunaken, Presiden Joko Widodo berharap potensi pariwisata yang ada di lokasi itu terus dirawat dan dipelihara dengan baik. Menurutnya, lokasi tersebut dapat menjadi salah satu kekuatan pariwisata terbesar di Sulawesi Utara di masa mendatang.
“Saya kira ini potensi yang sangat baik, tapi memang harus dirawat dan dijaga jangan sampai sampah plastik masuk ke sini. Dulu banyak, sekarang saya lihat sudah (bersih) karena pemerintah daerah rutin selalu membersihkan sampah-sampah lautnya,” ujarnya.
Sadar akan potensi besar tersebut, pemerintah pusat langsung bergerak untuk menjadikan salah satu kawasan wisata tersebut lebih tertata dan terintegrasi. Ke depannya, destinasi wisata bawah laut tersebut diperkirakan akan jauh lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan, khususnya wisatawan asing, seiring dengan pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata Sulawesi Utara oleh pemerintah sehingga memerlukan perencanaan yang matang.
“Ini mau dibuat perencanaan dulu untuk membuat klaster-klaster sehingga penduduknya di sebelah mana jelas, tempat wisata di mana jelas, area konservasinya di mana juga jelas,” kata Kepala Negara.
Kawasan wisata tersebut memang menjadi salah satu magnet pariwisata Provinsi Sulawesi Utara. Setiap tahunnya, pemerintah setempat menggelar Festival Pesona Bunaken yang selalu diminati wisatawan asing.
Terkait hal itu, Presiden menegaskan bahwa pihaknya berkejaran dengan waktu dan permintaan yang semakin meningkat dari para wisatawan. Maka itu, pemerintah pusat berkomitmen memberikan dukungan penuh bagi pengembangan pariwisata di Sulawesi Utara.
“Kita ke lapangan ingin mengejar itu. Kalau biasa-biasa saja kita mungkin enggak (upaya), tapi ini ada keadaan luar biasa yang turis ingin masuk dan kita harus menyiapkan,” tuturnya.
Menurutnya, pembenahan dan pengembangan serupa juga akan dilakukan di destinasi wisata yang ada di provinsi lain yang memiliki potensi untuk dikembangkan lebih jauh. Dalam beberapa waktu mendatang, Presiden berencana untuk mulai turun ke destinasi lain, salah satunya Labuan Bajo yang ada di NTT, untuk turut memberikan dukungan bagi pemerintah setempat dalam mengembangkan potensi pariwisata yang berdampak pada perekonomian daerah.
“Artinya anggaran yang kita gunakan ini harus memberikan dampak pertumbuhan ekonomi kepada masyarakat. Kita mulai ke sana. Jadi infrastruktur itu betul-betul memberikan dampak terhadap investasi dan dampak kepada masyarakat,” imbuhnya.

Salah satu lokasi di Bitung yang dikunjungi Presiden

Selaim itu upaya Gubernur Olly Dondokambey membangun konektifitas melalui jembatan yang akan menghubungkan Kota Bitung dengan Pulau Lembeh bakal segera terwujud. Pemerintah pusat berjanji mendukung penuh pembangunan jembatan Lembeh.
“Tahun depan jembatannya dimulai dari sini ke Lembeh, nanti pariwisatanya hidup, industrinya hidup di kawasan yang berbeda,” ucap Jokowi sambil didampingi Gubernur Olly.
Meski jembatan berdiri, menurut Presiden, industri pelayaran juga tidak serta merta gulung tikar.
“Nanti otomatis datang kalau turisnya banyak, tidak hanya di sekitar Manado ataupun di Bunaken tapi ini juga salah satu alternatif yang bisa dilihat bagus loh, bawah airnya juga cantik jadi industri ya dialihkan, kan ada yang lain, di sini bukan hanya urusan ke Lembeh saja, ke Ternate, Tobelo,” tutur Presiden.
Disamping itu, Jokowi juga mengungkapkan perbaikan Pelabuhan Bitung untuk mendorong volume ekspor-impor melalui pelabuhan tersebut.
“Banyak yang ingin masuk ke sini, ini ujung yang dekat dengan Filipina, dekat dengan Asia bagian Timur. Ini ada kekuatan yang bisa dipakai di sini, baik untuk mengekspor maupun mengimpor barang-barang tertentu,” kata Presiden Jokowi.

Pelabuhan Bitung saat dikunjungi Presiden Jokowi didampingi Gubernur Olly

Pelabuhan Bitung sendiri adalah pelabuhan internasional yang ditargetkan dapat mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung yang dinyatakan sebagai salah satu prioritas pembangunan pemerintah.
Di samping itu, keberadaan Pelabuhan Bitung juga akan mendukung kegiatan industri kawasan timur Indonesia meliputi Ambon dan Ternate (pertanian, industri, dan pertambangan) serta Samarinda, Balikpapan, Tarakan, dan Nunukan (batubara, minyak bumi, dan kayu lapis).

Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dikunjungi Presiden dan Ibu didampingi Gubernur serta Ibu dan sejumlah Menteri

“Ini sekali lagi kita tetap melihat fasilitas-fasilitas yang mendukung KEK, begitu fasilitas-fasilitas pendukungnya siap, maka KEK-nya berjalan,” kata Presiden.
Saat ini Pelabuhan Bitung sedang dalam masa perbaikan dan ditargetkan dapat selesai pada Oktober 2019.
“Kami ingin melihat semuanya, misalnya pelabuhan ini akan dimulai perbaikan pada bulan Oktober sehingga bisa untuk pelabuhan rakyat dan pelabuhan yang ada sekarang. Sudah tadi saya sampaikan, Pak Walikota, Pak Gubernur juga, lahan disiapkan dari pemda, kemudian ada yang bangun dari Kementerian Perhubungan. Setahun lah rampung,” kata Presiden Jokowi.
Sebelum ke KEK, Presiden Joko Widodo meninjau perkembangan pembangunan jalan tol Manado-Bitung dalam kunjungan kerjanya ke Provinsi Sulawesi Utara untuk memastikan bahwa pembangunan jalan tol yang sempat terkendala persoalan pembebasan lahan itu akan terus berjalan dan segera diselesaikan.

Presiden Jokowi saat melihat dari dekat perkembangan jalan tol. Manado Bitung

“Jadi tol Manado-Bitung lapangannya masih kurang 13 kilometer yang belum pembebasan (lahan), tapi proses berjalan,” tandasnya
Presiden mengatakan bahwa jalan tol tersebut ditargetkan untuk diselesaikan pada awal tahun depan. Kendala yang ada di lapangan juga disebutnya dapat segera teratasi.
“Tadi saya sudah perintah Jasa Marga untuk secepatnya bisa diselesaikan. Mungkin maksimal Maret-April. Insyaallah,” ucapnya.
Jalan tol sepanjang 39,9 kilometer tersebut merupakan salah satu proyek strategis nasional.
Proyek yang menghubungkan dua kota terbesar di Sulawesi Utara, yakni Manado dan Bitung, diharapkan mendukung peningkatan mobilitas dari dua kota tersebut, mendukung sektor wisata, serta pertumbuhan ekonomi di kota-kota sekitarnya.

Presiden Jokowi melakukan rapat terbatas di VVIP Bandara Samratulangi sebelum. Kembali ke Jakarta

Setelah meninjau sejumlah infrastruktur pendukung dan destinasi pariwisata yang ada di Provinsi Sulawesi Utara, Presiden Joko Widodo langsung memimpin rapat terbatas yang dihadiri langsung Gubernur Olly Dondokambey. Pertemuan yang membahas tentang pengembangan pariwisata di Sulut tersebut digelar di ruang tunggu utama Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Kota Manado, Jumat, 5 Juli 2019.
Rapat tersebut juga diikuti oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pekerjaan Umum Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Sofyan Djalil dan Staf Khusus Presiden Johan Budi.
Selain itu, tampak turut hadir Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Bupati Minahasa, Bupati Minahasa Tenggara, Bupati Minahasa Selatan, Wali Kota Tomohon, Bupati Bolaang Mongondow, Wali Kota Manado, Bupati Minahasa Utara, Wakil Bupati Bolaang Mongondow Utara, serta Wali Kota Bitung.
Setelah rapat terbatas, Presiden yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, menyampaikan kepada para jurnalis bahwa melalui rapat tersebut dirinya ingin mengetahui persoalan-persoalan yang ditemui di lapangan. Tujuannya agar para gubernur, bupati, dan wali kota memiliki keberanian untuk mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
“Saya berikan contoh urusan tata ruang agar ini bisa dipercepat sehingga investasi yang datang langsung bisa memulai konstruksinya,” ucap Presiden.
Selain itu, Presiden juga menyampaikan tentang penataan beberapa kawasan, termasuk pembagian kerja antara pemerintah pusat dan daerah.
“Kalau kita ketemu dengan cara bekerja terintegrasi pusat, provinsi, kabupaten, dan kota itu akan jelas dan lebih enak. Hasilnya akan lebih gampang dilihat,” ucap Presiden.

Presiden Jokowi dan Ibu kembali ke Jakarta

Setelah memimpin rapat terbatas, Presiden dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo beserta rombongan langsung kembali ke Jakarta dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1. (advetorial)