MONITORSULUT——- Komitmen Indonesia menuju emisi nol bersih pada 2060 kembali mendapat sorotan internasional di COP30.
Di tengah pembahasan global soal iklim, PLN tampil sebagai salah satu aktor utama yang menyiapkan fondasi konkret bagi percepatan transisi energi nasional.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa perusahaan siap menjalankan visi Presiden Prabowo Subianto melalui implementasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang baru dirilis beberapa bulan lalu.
Rencana ini disebutnya sebagai rancangan paling hijau dalam sejarah kelistrikan Indonesia.
Menurut Darmawan, sepuluh tahun ke depan Indonesia menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sekitar 69,5 gigawatt. Menariknya, lebih dari 76 persen kapasitas tersebut berasal dari energi terbarukan dan teknologi penyimpanan.
“RUPTL ini menjadi landasan bagi perubahan besar sistem kelistrikan kita. Arah pembangunan tidak lagi mengandalkan energi fosil, melainkan beralih ke sumber yang bersih dan masa depan,” ujarnya di sela-sela rangkaian pertemuan COP30.
Ia menegaskan bahwa perubahan arah kelistrikan nasional bukan hanya soal mengurangi emisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru. Peningkatan investasi energi hijau diproyeksi menciptakan lebih banyak pekerjaan ramah lingkungan, memperluas akses listrik di kawasan 3T, serta memperkuat ketahanan energi Indonesia dalam jangka panjang.
Darmawan menilai bahwa komitmen pemerintah dalam menetapkan berbagai regulasi pendukung, termasuk nilai ekonomi karbon dan pemanfaatan energi dari sampah, memberi ruang besar bagi PLN untuk bergerak lebih cepat.
“Dengan payung hukum yang sudah jelas, kami bisa memastikan bahwa setiap proyek pembangkit yang dikembangkan benar-benar sejalan dengan arah dekarbonisasi nasional,” katanya.
PLN, lanjutnya, tidak hanya membangun pembangkit, tetapi juga menata ulang sistem kelistrikan agar siap menampung penetrasi energi terbarukan dalam jumlah besar. Termasuk di dalamnya penguatan jaringan, digitalisasi sistem, hingga pengembangan teknologi penyimpanan energi.
“Transisi energi bukan retorika. Kami ingin memastikan bahwa setiap rumah, usaha, dan industri di Indonesia dapat merasakan manfaatnya. Sistem kelistrikan yang lebih bersih akan menjadi fondasi pembangunan ekonomi di masa mendatang,” tutup Darmawan.
(Yulia)
