Monitorsulut.com, Boltim–Lembaga Non Profit Artisanal Gould Council (AGC) bersama Pemda Boltim melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH),Dinas Kesehatan, Aliansi Masyarakat Nusantara (AMAN) Boltim, Komunitas Pecinta Alam Kotabunan dan Pers sinergi membahas soal metode penanganan masalah
Pertemuan mulia itu bertujuan untuk membahas soal solusi penanganan masalah lingkungan, kesehatan serta legalitas bagi penambang kecil.
Melalui kesempatan itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boltim, Sjukri Tawil.S.Pd, sala satu narasumber menyampaikan, kegiatan ini mempunyai tujuan dan target.
“Pertama peserta mampu memahami dengan jelas substansi persoalan di seputar pertambangan emas skala kecil (PESK) di wilayah Kabupaten Boltim, kedua pemateri dan peserta dapat menemukan berbagai ide sebagai solusi dari persoalan di seputar pertambabgan PESK di Kabupaten Boltim danketiga Pemateri bersama peserta dapat memiliki rencana bersama untuk membantu pemerintah dan masyarakat penambang untuk menghadapi persoalan yang tengah menghadang.”terang Tawil.
Ia menerangkan, pertambangan
di Indonesia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah besar bangsa ini. Termasuk masyarakat di SULUT. Data dan fakta historis menguak, prilaku hidup di wilayah pertambangan mineral logam, khusus emas, telah dilakoni penduduk Boltim sejak era kolonial.
“Artinya, lebih dari satu abad ini generasi masyarakat Bumi Nyiur melambai telah bersentuhan dengan dunia ini. Ribuan warga menggantungkan hidupnya ditambang, meski bencana lingkungan hidup mengintai mereka, seolah itu bukan ancaman.”ujar Tawil.
Lanjutnya, meski ada tindakan penertiban dilakukan Aparat Penegak Hukum (APH), dianggap mereka (Penambang,red) hanya seperti lagu biasa yang harus dilewati. Bertarung nyawa dalam lubang, ratusan meter didalam tanah bukan persoalan.
“Makanya tak heran para penambang ini kehilangan nyawa sebagai konsekwensi harus mereka alami. Ini karena urusan isi perut.”tuturnya.
Menurut data, kata Tawil, pertambangan rakyat di dunia lebih khusus di Boltim, salasatu penghasil emas yang tak sedikit dan sangat membantu ekonomi masyarakat. Disisi lain ada sejumlah persoalan membekap.
“Untuk itu melalui seminar ini besar harapan ada ide-ide segar yang muncul sebagai solusi bagi pemerintah dan masyarakat penambang di Kabupaten Boltim untuk tuntaskan sejumlah persoalan yang selama ini menghadang.”pintanya.
Tawil juga mengingatkan, para penambang agar menghindari bahan-bahan yang mengandung kimia seperti pada kosmetik, lampu mercuri dan bahan pemasangan gigi.
Sementara itu narasumber lainnya, Kepala Dinas Kesehatan Boltim Eko Marsidi menuturkan, dari sisi kesehatan pihaknya telah membuka posko pengaduan di area tambang,
“Kita sudah buka posko pengaduan kesehatan di area tambang selama ini seperti di Kotabunan dan Tobongon Kecamatan Modayag. Untuk itu jika ada warga lingkar tambang kesehatannya terganggu silahkan ke Puskesmas terdekat.”pintanya.
Eko juga berpesan para penambang di Boltim agar memakai pakaian septi.