
MONITOR, Sulut, -Adanya tudingan Pemprov Sulut lepas tangan terkait harga Kopra yang turun, langsung dibantah Kadis Perkebunan Provinsi Sulut Refly Ngantung bahwa harga komoditi ini tergantung mekanisme pasar.
“Kelapa salah satu komoditi Export sehingga harga sangat tergantung mekanisme pasar dunia (Pasar Roterdam) ,” tandas Ngantung.
Menurutnya, yang perlu diperhatikan sehingga dapat mendongrak harga dipasaran yakni kopra harus berkualitas agar punya daya saing dan kompetitif. Bahkan petani kelapa harus lebih kreatif untuk menghasilkan produk turunan dari kelapa seperti Minyak goreng , VCO, arang aktif, kokopit atau produk lainnya yang menggunakan bahan baku kelapa agar dapat meningkat pendapatan.
Lanjut Ngantung, revitalisasi industri menggunakan bahan baku buah kelapa, agar memproduksi bahan jadi dengan sebanyak-banyaknya produk turunan kelapa. Bahkan kedepan petani dapat membentuk korporasi di tingkat Desa melalui LEM ( lembaga ekonomi masyarakat sejahtera) yg akan mempermudah akses Pasar, Modal, Sarana produksi, tekonologi.
Ditambahkannya, berbagai upaya pemerintah sudah dilakukan yakni memberikan bantuan alat pengasapan bagi petani kelapa melalui Kelompok tani yg tersebar di daerah sentra kelapa dengan bantuan setiap tahun 10 unit. Bahkan membantu alat pengolah hasil kelapa seperti mesin pengolah minyak goreng, mesin pengolah VCO, termasuk telah membentuk LEM ditingkat desa yg berada di Minut, Minsel dan Mitra dan Minahasa. (stv)