Lahan SDS, Ikatan Cinta (Harta Nikah) Yang Dikangkangi Penguasa

MONITOR Sulut, Bitung- Pembelian kembali lahan Stadion Dua Sudara (SDS) Kota Bitung kini berujung pada proses hukum. Namun begitu, masih saja terdapat sisi lain yang hampir terlupakan yakni secuil sejarah ‘romantisme’ keluarga pemilik lahan.

Setidaknya ada dua keluarga pemilik lahan yang kini telah berdiri Stadion Dua Sudara (SDS) yakni Keluarga Luntungan-Wullur dan Keluarga Rompis-Pateh.

Pendeta Ria Luntungan,S.Th (anak dari Drs Willem Rompis dan Cornelia Eesen Wullur menuturkan, sebagian tanah yang sekarang berdiri SDS berasal dari keluarga Rompis Indi yang dibagi dari keluarga Luntungan-Rompis sebagai anak dari perkawinan keluarga Luntungan-Rompis yang mendapatkan enam orang anak, salah satunya adalah Drs Willem Rompis (panggilan sayang-sayang Luntungan) yang ketika meminang Cornelia Eesen Wullur diberikan tanah itu sebagai harta nikah.

“Lahan SDS, adalah ikan cinta (harta nikah) dari Drs Willem Luntungan kepada Cornelia Eesen Wullur, karena kecintaannya terhadap kota Bitung (saat Kota Admnistratif Bitung) yang sedang dipersiapkan menjadi Kota Madya Bitung, mereka pun rela tanahnya dijual murah bahkan di bayar secara mencicil”, tutur Pendeta Ria Luntungan,S.Th yang kini Ketua BPMJ GMIM Charisma Secata Rindam XIII Merdeka Girian Indah.

Jadi, lanjut Pendeta Ria, tanah itu bertuan karena dirinya sebagai anak remaja pada waktu itu sering mendampingi ibunya Cornelia Wullur bersama Drs Ramoy Markus Luntungan (saat itu Camat Bitung Tengah) mengambil uang pembayaran tanah secara cicilan.

“Bahkan pelunasan tanah tersebut dibayar dengan pekerjaan (proyek, red) yang tidak ada untungnya. Dan stadion dibangun sesudah ada pembayaran. Sebab kalau belum bayar tentu keluarga pemilik akan menggugatnya”, ujar Pendeta Ria.

Lebih jauh Pendeta mengatakan, keluarga Rompis-Pateh juga menjadi salah satu pemilik sebagian tanah yang saat ini berdiri Stadion Dua Sudara.
Pendeta Ria pun mengaku bahwa sejujurnya Stadion Dua Sudara merupakan kebanggaan dari keluarga Luntungan Rompis.

Seperti diketahui lahan SDS telah dibeli Pemkot Bitung dari keluarga Luntungan Wullur dan keluarga Rompis Pateh pada tahun 1987.
Belakangan Pemkot Bitung pada tahun 2020 kembali membeli lahan tersebut kepada pemilik lain.(wilson)