Komisi Pemilihan Umum Mitra Gelar Media Gathering dengan Wartawan

berita terbaru, Mitra697 Dilihat

 

Mitra, MONITORSULUT.com. — Komisi Pemilihan Umum (KPU) Minahasa Tenggara (Mitra) menggelar Media Gathering dengan para wartawan, dengan tujuan membahas bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat serta keterbukaan informasi publik dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Utara tahun 2020, Jumat (20/11).

Kegiatan ini dibuka oleh Anggota KPU Mitra Divisi Sosialisasi Parmas dan SDM Otniel Wawo, dan dalam sambutannya mengatakan, pentingnya peran media dalam membantu KPU Mitra untuk menyebarluaskan informasi setiap tahapan pada Pilkada tahun 2020 ini, guna meningkatkan partisipasi masyarakat. Apalagi pada tahun 2019 lalu saat Pemilu, Minahasa Tenggara rangking tiga untuk partisipasi pemilih di tingkat Provinsi Sulut dengan capaian 90,47 persen.

“Sangat diharapkan ini bisa ditingkatkan atau minimal dipertahankan. Tentu ini juga tak lepas dari dukungan rekan-rekan sekalian,” kata Wawo.

Sementara itu, Ketua KPU Mitra Wolter Dotulong SH mengungkapkan hal ini saat pelaksanaan kegiatan Media Gathering dengan sejumlah wartawan daerah dalam usaha meningkatkan partisipasi masyarakat serta keterbukaan informasi publik dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Utara tahun 2020 karena saat ini Mitra mencapai 90.47 persen dalam rengking tingkat partisipasinya.

“Semuanya ini dapat terwujud jika teman-teman media turut berperan aktif dan selalu menyampai-nyampaikan dalam pemberitaan, yang mana tahapan Pilkada khususnya hari H tidak perlu cemas apalagi takut,” ungkap Dotulong.

Lebih lanjut Dotulong juga mengatakan, perhatian KPU Mitra tentang penanganan protokol kesehatan dalam simulasi di TPS sangat maksimal, dan disaksikan langsung rekan-rekan wartawan.

“Sangat diharapkan jika ditemukan adanya kekurangan agar dapat dijadikan masukan. Sebab, simulasi ini untuk meyakinkan masyarakat yang mana pelaksanaan tanggal 9 Desember nanti KPU benar-benar memperhatikan penerapan protokol COVID-19. Untuk itu jangan sungkan untuk datang ke TPS tanggal 9 Desember karena mengedepankan Protokol covit-19 dan hal ini perlu beritakan kepada masyarakat terutama pemilih nanti, ” kata Dotulong.

Dilain pihak, Komisoner KPU Otnie Tamod mengatakan, maksud dilaksanakannya media gathering adalah bagian dari kebersamaan untuk membangun hubungan sinergitas antara KPU dan pers.

“Sinergitas ini harus dijaga dan dipelihara. Sebab, salah satu suksesnya pelaksanaan Pilkada adalah bagian dari teman-teman yang terus mensosialisasikan tahapan-tahapan yang sementara berjalan,” ujar Tamod.

Tamod juga menambahkan, tanpa teman-teman yang terus mensosialisasikan seluruh tahapan khsusunya proses simulasi pemungutan dan perhitungan suara, tentu publik tidak akan mengetahui sejauh mana kerja-kerja KPU untuk suksesnya Pilkada.

“Berkaryalah sesuai dengan fakta yang kita lihat dengan jelas. Jangan menulis sesuatu yang bertolak belakangan dengan fakta. Ketika KPU melakukan sesuatu yang baik kemudian ditulis jelek, pastinya hasilnya akan jelek juga,” harap Tamod.

Tamod juga mengatakan, pada hari pemilihan nanti di TPS akan menerapakan Aplikasi Sirekap.
“Melalui aplikasi ini hasil akhir akan langsung di aplikasi. Nantinya saksi dan pengawas TPS bisa dengan cepat memperoleh hasil dengan cara di-barcode,” ungkapnya.

Disisi lain, Komisioner KPU Mitra Hensly Pelleng menyentil soal asas kejujuran dalam menyampaikan informasi. Jebolan Jurnalis Minahasa Tenggara (JMT) dan Ikatan Wartawan Online (IWO) Mitra ini menegaskan, dalam PKPU 3 diatur tentang asas kejujuran dalam menyampaikan informasi. Hal ini pula yang menjadi harapan KPU bagi rekan-rekan wartawan dalam menulis dan menyerbarluaskan informasi melalui pemberitaan di media masing-masing.

“Terima kasih serta apresiasi yang tinggi atas kerja keras dari rekan-rekan wartawan yang selalu membantu KPU dalam mensosialisasikan seluruh tahapan termasuk terkait tingkat partisipasi pemilih kepada masyarakat. Intinya, kerja teman-teman sangat membantu bagi kami,” ucap Pelleng.

Pelleng juga mengungkapkan, berkaitan dengan DPT meski sudah ditetapkan bukan berarti sudah tidak ada pekerjaan lagi.

“Untuk divisi saya, bukan berarti DPT sudah ditetapkan kemudian tidak ada kerja lagi. Yang pasti sampe hari H kami akan terus memaksimalkan data-data yang ada termasuk mengcover apabila terjadi PHP,” ucap Pelleng. (James)