Istana Pasang Badan! 7 Fakta Prabowo Siap Gelontorkan Rp1,2 T per Tahun untuk Bayar Utang Whoosh

MONITORSULUT ———Polemik mengenai beban utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) akhirnya terjawab tuntas. Presiden Prabowo Subianto secara tegas menyatakan mengambil alih tanggung jawab penuh atas proyek strategis ini, termasuk cicilan utang yang mencapai Rp1,2 triliun per tahun.

Pernyataan keras dari Istana ini sekaligus meredam berbagai spekulasi dan kekhawatiran publik mengenai keberlanjutan megaproyek kerja sama dengan China tersebut. Prabowo meminta agar persoalan ini tidak lagi diributkan dan dipolitisasi oleh pihak mana pun.

Berikut adalah rangkuman fakta-fakta penting di balik keputusan Presiden Prabowo untuk membayar lunas utang Whoosh, berdasarkan pernyataan resmi yang dihimpun Suara.com:

1. Prabowo Ambil Alih Tanggung Jawab Penuh

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya sebagai kepala negara mengambil tanggung jawab penuh atas persoalan utang Whoosh. Ia meminta semua pihak untuk tidak lagi membuat kegaduhan terkait hal ini.

“Jadi, sudahlah, saya sudah katakan Presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut. Kita mampu dan kita kuat,” kata Prabowo di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

2. Cicilan Utang Rp1,2 Triliun per Tahun

Secara transparan, Prabowo membeberkan angka cicilan utang yang harus ditanggung negara setiap tahunnya. Angka ini menjadi penegasan bahwa pemerintah telah melakukan kalkulasi mendalam.

“Pokoknya nggak ada masalah karena itu kita bayar mungkin Rp1,2 triliun per tahun,” ungkapnya.

3. Manfaat Jangka Panjang Lebih Penting dari Untung-Rugi

Pemerintah memandang proyek Whoosh bukan dari kacamata bisnis semata. Prabowo menekankan bahwa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan negara jauh lebih besar daripada beban cicilan tahunan. Ia menyebut proyek ini sebagai public service obligation atau kewajiban pelayanan publik.

“Tetapi manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung,” ujar Prabowo.

4. Sarana Alih Teknologi Canggih dari China
Selain manfaat transportasi, Prabowo melihat Whoosh sebagai lompatan besar bagi Indonesia dalam penguasaan teknologi perkeretaapian modern. Keberhasilan proyek ini menjadi simbol kerja sama strategis dengan China.

“Tetapi saya kira yang penting kita kuasai teknologi. Kita, We are at an edge of best practice. Dan ini ingat ya, ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok,” tambahnya.

5. Sumber Dana dari Efisiensi dan Uang Koruptor
Menjawab keraguan publik mengenai sumber dana untuk membayar utang, Prabowo dengan yakin menyatakan bahwa uangnya tersedia. Ia mengklaim dana tersebut akan berasal dari efisiensi anggaran dan hasil sitaan aset para koruptor.

“Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi [setelah diambil negara] saya hemat. Nggak saya kasih kesempatan,” tegas Prabowo.

6. Perintah Tegas: Jangan Dipolitisasi!
Prabowo meminta agar proyek kereta cepat ini tidak ditarik ke ranah politik. Ia menduga ada pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin menciptakan kecemasan di tengah masyarakat terkait beban utang tersebut. Dengan mengambil alih tanggung jawab, ia berharap polemik ini segera berakhir.

7. Komitmen pada Transportasi Publik
Sikap tegas Prabowo soal utang Whoosh sejalan dengan komitmennya untuk memajukan transportasi publik. Pada saat yang sama, ia menyetujui anggaran sebesar Rp5 triliun untuk pengadaan 30 rangkaian KRL baru guna meningkatkan pelayanan bagi masyarakat Jabodetabek, bahkan memberikan tenggat waktu realisasi hanya satu tahun.

Sumber suara.com