MONITORSULUT——– Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus mengingatkan pentingnya menjadikan laut sebagai ruang hidup yang aman bagi masyarakat pesisir, bukan sekadar jalur patroli aparat. Hal ini disampaikan dalam pertemuannya dengan Kepala Bakamla RI, Laksdya TNI Dr. Irvansyah, di Jakarta, Selasa (4/10).
Pertemuan berlangsung hangat. Gubernur Yulius menegaskan, wilayah laut Sulut terutama di perbatasan utara yang bersinggungan langsung dengan Filipina masih menghadapi ancaman penyelundupan, perdagangan manusia, dan penangkapan ikan ilegal.
“Laut bukan hanya garis batas negara, tapi juga sumber kehidupan masyarakat kami. Karena itu, pengawasan tidak boleh longgar. Kita ingin laut Sulut aman, produktif, dan berkelanjutan,” ujar Gubernur Yulius.
Ia meminta Bakamla memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan aparat laut lain seperti TNI AL dan Polairud, termasuk dalam patroli rutin di perairan strategis Talaud, Sangihe, dan Bitung. Selain itu, Gubernur juga mendorong adanya edukasi hukum laut dan keselamatan bagi nelayan lokal, agar pengawasan tak hanya represif, tetapi juga membangun kesadaran.
Kepala Bakamla RI Laksdya TNI Irvansyah menyambut baik inisiatif Gubernur Sulut tersebut. Ia menyebut, Sulut adalah wilayah strategis di jalur maritim utara Indonesia, sehingga penguatan pengawasan menjadi prioritas nasional.
“Kami akan memperkuat pos pengawasan di beberapa titik strategis, serta meningkatkan koordinasi lintas lembaga dan penggunaan teknologi maritim untuk deteksi dini aktivitas mencurigakan,” kata Irvansyah.
Dari pertemuan itu, disepakati sejumlah langkah tindak lanjut, termasuk pengembangan pos pengawasan baru di perbatasan dan pelatihan bersama aparat serta nelayan. Fokus utama kerja sama ini diarahkan pada pemberantasan kejahatan lintas batas serta perlindungan masyarakat pesisir dari dampak ekonomi ilegal di laut.
(yulia)
