“Generasi merunduk” Abdul Farid Mamonto

MONITOR SULUT, BOLMUT – Generasi muda yang hidup di era modern saat ini cukup memprihatinkan terlebih khusus anak muda yang menamakan diri mereka sebagai mahasiswa. Generasi muda yang sebentar lagi akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan hari ini justru terlena dengan suapan-suapan instan yang coba di sajikan kepada mereka lewat teknologi yang makin hari kian menggorogoti setiap gerak gerik mahasiswa.

Tak usah jauh-jauh fenomena yang dimaksud bisa kita sama-sama jumpai di dalam kelas ketika ada yang mempresentasikan makalah, doi tempat kopi(nongkrong) dan masi banyak lagi tempat berkembangnya generasi merunduk ini.

Yang di maksud dengan generasi merunduk ini adalah generasi yang ketika berada dengan lingkungan sekitar baik itu kelas, caffe, di rumah dll. Mereka hanya sibuk dengan handphone (android) tanpa mau tau dengan apa yang sedang terjadi di sekitar. Nahh fenomena generasi merunduk ini mau tidak mau harus kita akui bahwa kita juga termasuk di dalamnya.

Dampak dari tumbuhnya fenomena generasi merunduk ini adalah hilangnya kontak interaksi sosial di tengah sahabat, keluarga, dan masyarakat itu sendiri. Sedangkan yang namanya interaksi sosial di bumi indonesia ini sedari dulu sudah mengakar dalam setiap diri kepribadian masyarakatnya itu bisa kita lihat dari kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya kalau di bintauna itu ada namanya “Tiayo”, di mongondow ada namanya “modullu” dan kalau di indonesia itu ada yang biasa kita kenal dengan “gotong royong”.

Nah ini yang di takutkan ketika fenomena generasi merunduk ini akan terus di pupuk dan kita biarkan mengakar pada generasi muda hari ini. Karena ujung-ujungnya generasi muda kita akan kehilangan identitas bagaimana selayaknya masyarakat bintauna saling berinteraksi, mongondow, dan indonesia itu sendiri dalam hal ini adalah gotong royong. Dan jikalau generasi muda hari ini suda kehilangan kebiasaan (gotong royong) sebagai manusia-manusia yang di lahirkan di bumi indonesia maka yakin dan percaya kita akan menjadi generasi-generasi yang gagal karena sejatinya menjadi generasi yang berhasil pastinya harus dengan bantuan dari orang lain. (Rifkal)