Disparda Sulut Gelar Pelatihan Pemasaran Digital bagi ASN Dibuka Kadis Henry Kaitjily

MONITOR Sulut – Pemerintah Provinsi  lewat Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Sulut terus melakukan terobosan dengan menggelar pelatihan pemasaran digital bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN), Senin -Selasa (08-09/08/2022) di salah satu hotel ternama di Kota Tomohon.

Dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulut Henry Kaitjily bahwa pelatihan pemasaran digital ini merupakan pelatihan tambahan dengan sub sektor unggulan dan prioritas bagi ASN untuk mendukung program ODSK dalam segi kepariwisataan.

Lanjut Henry bahwa kegiatan dilaksanakan di Tomohon pelatihan diikuti seluruh kepala dinas Kabupaten/Kota, dimana menghadirkan narasumber Maulana Al Habiby (Kosuta CEO/Pakt Digital Marketing); Fajar Hutomo (kemenparekraf RI;  Jeanly Wangke (Ketua ICA) dan  Ibu Tjahyani dari Manado / HANDI CRAFT.

Dijelaskannya pula pelatihan ini sangat penting karena materi yang diberikan teknik Pemasaran Online Produk Kreatif 4 selanjutnya teknik dasar foto produk menggunakan smartphone yakni Pengenalan Alat, Sumber Cahaya, Komposisi, Pengambilan Gambar dan Pengelolaan Foto dan Media Promosi digital

Dikatakan Kaitjily, pengenalan Bisnis melalui Pemasran Digital (Pengenalan Platform Pemasaran) dengan materi Pembuatan storytelling produk kreatif writer entrepnur yakni History produk,  Spesifikasi Produk, Keunikan Produk dan Sekmen Pasar.

Kemudian terkait peningkatan Skill dan Knowledge tentang Pemasaran Digital 4, dikatakan Kadis Henry materi menyangkut Re-design kemasan melalui kreatifitas desain produk kemasan yaitu Inovasi, Trend,  dan Budget.

Kadis Kaitjily didampingi Kabid Roy Saroinsong pun menambahkan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan ASN di daerah dalam mengoptimalkan kinerja pemasaran sektor ekonomi, kreatif dalam era 4.0; kemudian peningkatan kemampuan pemasaran ASN di Bidang Ekraf ini sangat penting untuk menunjang kinerja pemerintah daerah dalam mempromosikan ekonomi kreatif termasuk pemasaran pariwisata dan ekraf melalui platform digital harus terus digalakkan dan teknologi digital telah menjadi penyokong utama penguatan ekonomi kreatif dalam era revolusi Industry 4.0, namun masih banyak pelaku ekraf yang masih (***)