Dirut Starry Rampengan : Tim yang Solid Jadi Kunci RSUP Kandou Siap Jalankan KRIS

MONITORSULUT,MANADO —–Direktur Utama RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou, Prof. Dr. dr. Starry Rampengan, menegaskan bahwa kesiapan menghadapi penerapan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) memerlukan kerja sama dan kekompakan seluruh elemen di rumah sakit.

Hal ini disampaikannya menyusul kebijakan Kementerian Kesehatan yang akan memberlakukan sistem KRIS secara nasional mulai 31 Desember 2025.

Prof. Rampengan mengakui bahwa masih ada tantangan besar yang harus dihadapi RSUP Kandou, terutama dalam hal pemenuhan fasilitas fisik.

Ia menyebut sekitar 40 persen ruang rawat inap di RSUP Kandou belum memenuhi standar KRIS, sehingga dibutuhkan langkah – langkah strategis dan terkoordinasi untuk segera melakukan pembenahan.

“Kita berharap RS kita siap untuk menghadapi hal tersebut, karena memang ruangan-ruangan kita ada sekitar 40 persen yang belum memenuhi syarat KRIS. Sehingga butuh waktu, butuh kerja sama tim yang kuat, butuh keuangan yang baik, dan tentunya butuh pertolongan Tuhan di atas segalanya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prof. Rampengan menekankan bahwa tim yang solid adalah kunci utama dalam menghadapi transisi sistem pelayanan ini. Dengan kolaborasi yang erat antara pimpinan, tenaga medis, staf teknis, hingga bagian administrasi, ia optimistis RSUP Kandou dapat tetap menjadi rumah sakit rujukan utama di Sulawesi Utara, bahkan di tengah perubahan sistem besar-besaran seperti KRIS.

KRIS atau Kelas Rawat Inap Standar adalah kebijakan baru dari BPJS Kesehatan yang akan menggantikan sistem kelas 1, 2, dan 3 dalam layanan rawat inap. Melalui KRIS, seluruh peserta BPJS akan mendapatkan fasilitas dan pelayanan yang setara, tanpa perbedaan kelas. Tujuan dari penerapan KRIS adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan dan mengurangi kesenjangan akses layanan kesehatan di Indonesia.

Sebagai rumah sakit rujukan tertinggi di Sulut, RSUP Kandou dituntut untuk menjadi contoh dalam implementasi kebijakan ini. Peningkatan kualitas fasilitas, perencanaan anggaran, serta penguatan manajemen pelayanan menjadi prioritas utama menjelang tenggat waktu penerapan KRIS akhir tahun ini.

“Kita ingin tetap eksis menjadi rumah sakit terbaik di Sulut. Tapi untuk itu, tidak cukup hanya niat baik, dibutuhkan kerja nyata, kesatuan hati, dan kerja sama seluruh tim,” tegas Rampengan.

Dengan waktu yang terus berjalan, RSUP Kandou kini berpacu menyiapkan infrastruktur, SDM, dan sistem pelayanan agar mampu menjawab tantangan baru di era layanan kesehatan yang lebih setara dan berkeadilan melalui KRIS.

(yulia pricilia)