MONITORSULUT.COM, MANADO–Dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 57 dan Hari Pahlawan, Direktur Utama RSUP Prof Dr.R.D Kandou Manado, Dr.dr Jimmy Panelewen,SpB-KBD di dampingi Direktur SDM Pendidikan dan Umum Dr.dr Ivonne.E. Rotty,M.Kes Selaku Ketua panitia HKN ke 57, melakukan talk show di beberapa stasiun televisi, setelah kompas tv,kali ini keduanya menjadi narasumber di program Nyiur Menyapa yang di tayangkan Televisi Republik Indonesia TVRI, Kamis 11/11/2021 dengan topik “KESEHATAN DAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN”
“15 Maret 2020 pasien covid pertama terdeteksi di Manado dan langsung dirujuk ke RSUP Kandou dengan kondisi yang belum siap sama sekali. Baik dari peralatan proteksi diri hingga tenaga kesehatan yang mengerti dengan penyakit ini,” kata Dirut Panelewen menjawab pertanyaan pembawa acara.
Dirut Panelewen menceritakan, pertama menerima pasien dengan kasus corona, membuat dinamika petugas kesehatan rumah sakit bergejolak dan membuat kepanikan yang luar biasa. Bukan hanya masyarakat, tenaga medis juga merasakan hal tersebut.
“Memang pada awalnya kami kewalahan menghadapi pandemi ini dengan terbatasnya kebutuhan APD dan tenaga medis ahli di bidang ini. Karena di semua perbelanjaan mulai kehabisan stok APD untuk proteksi diri. Ditambah obat dan cara penanganan penyakit ini masih dalam proses diskusi oleh para tenaga ahli kedokteran di seluruh Indonesia maupun dunia,”Jelas dirut.
Pengalaman kurang lebih 20 bulan berhadapan dengan Covid 19, menurut dr Jimmy walaupun banyak juga dari tenaga kesehatan yang gugur saat bertugas menjadi garda terdepan melayani pasien Covid 19, pihaknya tetap bersyukur kepada Tuhan, Karena saat ini Jumlah Kasus Covid 19 di RSUP Kandou Melandai, Sesuai data yang masuk sampai pada tanggal 8 November 2021 jumlah yang terpapar Covid 19 dengan positif ratenya 0 persen.
“Namun kita harus tetap berhati hati
dan selalu bersiap menghadapi sesuatu yang bisa mengkuatirkan kita”, katanya.
Dr Jimmy juga menyampaikan berbagai tantangan dan Keluhan yang di hadapi RSUP Kandou dimasa Pandemi Covid 19 ini, mulai dari Pasien Keluarga Pasien dan Masyarakat, bisa direspon dan di antisipasi oleh RSUP Kandou walaupun ada keterbatasan.
“Setiap keluhan yang disampaikan oleh masyarakat dan keluarga pasien, RSUP Kandou selalu berupaya mengantisipasi dan merespon walaupun ada keterbatasan dari RSUP pada saat gelombang kedua terjadi , dimana banyak masyarakat yang tidak memahami dan mengerti saat disampaikan terkena Covid 19, apalagi dengan banyaknya berita berita miring atau hoax yang sedikit banyak mempengaruhi Piskologis Pasien atau Keluarga Pasien”, ujar Dirut Panelewen.
Dirinya juga menambahkan bahwa RSUP Kandou dalam menetapkan Pasien itu Covid 19, berdasarkan pemeriksaan dan regulasi atau aturan yang berlaku.
“Kami bisa memberikan bukti – bukti yang jelas karena penentuan seseorang di tetapkan harus di rawat di isolasi dengan diagnosis Covid 19 itu ada aturan aturannya,”, ujarnya.
Sementara saat ditanya terkait bagaimana mengantisipasi adanya Gelombang ke 3 Covid 19, Direktur Panelewen menyampaikan untuk tetap berhati hati dan waspada terhadap Varian baru Covid 19
“Saya sampaikan tetap berhati – hati dan waspada walapun kasus covid 19 saat ini melandai tapi kita harus
Jaga jarak pakai masker dan rajin cuci tangan, karena walaupun sudah melakukan Vaksinasi Covid 19, tetap harus ikut protokol dan aturan aturan yang sudah di tetapkan, apalagi jika ada varian virus ay.4.2.”, katanya.
Sementara giliran direktur SDM dokter Ivonne di tanya pembawa acara terkait topik program ini, ketua panitia HKN RSUP Kandou ke 57 itu mengatakan bahwa ketika pemerintah menyarankan kepada masyarakat
Untuk tinggal dirumah,sementara Rumah Sakit harus menjadi terdepan karena untuk melayani masyarakat yang dilakukan RSUP Kandou.
Menurut dr Ivone awal mula terjadinya covid 19,di RS Kandou pada bulan Maret tahun 2020,Sebelumnya pada bulan Februari Pemerintah telah menyampaikannya,dan setelah ada
himbauan dari pemerintah terkait covid 19,Pihak RSUP Kandou langsung mengambil langkah – langkah strategis
“mulai kami lakukan seperti 3 S, Di mana kita mempersiapkan sumber daya manusianya, kemudian bagaimana kita menyediakan peralatan obat-obatan, kemudian bagaimana kita mempersiapkan ruang ruang atau tempat tidur, dan kami merubah pelayanan terkait Covid 19, sarana prasarana dan tetap mengikuti regulasi.
Lanjut dr Ivone bukan hanya membentuk dan memgikuti regulasi Covid 19, tapi RSUP Kandou langsung mengedukasi seluruh civitas yang ada di RSUP Kandou,
“Kami melakukan seminar2 nasiinal terkait covid 19 dan kami melakukan pemetaaan terkait SDM-SDM mana yang di tetapkan di isolasi dan berapa jumlah yang harus ada di ruang isolasi”,ungkap Dr Ivone
Sembari menambahkan bahwa saat terjadi lonjakan kasus pasien covid 19, terjadi keresahan bagi tenaga kesehatan karena kekurangan APD ( Alat Pelindung Diri) dan juga kekurangan tenaga kesehatan,
“namun kami bersyukur Direktur kami Pak Dr Jimmy Panelewen bergerak cepat dengan mengeluarkan beberapa kebijakan melakukan mutasi tenaga kesehatan yang diperuntukkan khusus untuk ruang isolasi, Karena ada bebrapa tenaga kesehatan yang terpapar sehingga melakukan merekrut secara mandiri sebagai Pegawai BLU non tetap dan kami juga bekerjasama dengan Poltekes dalam menangulangi lonjakan Covid 19 pada saat itu”,ujar dokter Ivonne di ujung program acara Nyiur Menyapa***(YM)