MONITORSULUT——Dalam pusaran kritik publik atas wafatnya almarhum Gabriel, RSUP Kandou tampil di hadapan DPRD Sulut bukan untuk membela diri melainkan untuk menjelaskan satu hal penting yaitu komitmen rumah sakit ini untuk selalu memberikan pelayanan terbaik, bahkan dalam situasi yang paling menantang sekalipun.
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menegaskan komitmennya untuk selalu mengedepankan keselamatan dan kepentingan pasien, menyikapi isu yang mencuat terkait almarhum Gabriel Sineleyan.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar DPRD Sulut, Senin (16/6/2025), jajaran direksi RSUP Kandou hadir bersama perwakilan BPJS Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulut untuk memberikan penjelasan terbuka kepada publik.
Direktur Layanan Operasional RSUP Kandou, dr. Wega Sukanto, menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga Gabriel, sekaligus memaparkan langkah-langkah yang telah diambil rumah sakit.
“Kami tidak tinggal diam. Sejak alat bor utama mengalami gangguan pada Januari, kami langsung berupaya mencari solusi. Bahkan saat alat pinjaman rusak kembali di bulan Mei, tim medis segera berkoordinasi mencari alternatif agar pasien tetap mendapatkan layanan,” ujarnya.
Menurut Wega, pihak RSUP Kandou sudah melakukan segala daya, termasuk mengupayakan alat pengganti dari berbagai daerah dan merujuk pasien dengan koordinasi BPJS agar pelayanan tidak terhenti.
Senada dengan itu, Direktur Pelayanan Medik, dr. Yesheskiel Panjaitan, menjelaskan bahwa perbaikan alat tidak semudah mengganti suku cadang biasa. “Alat kami menggunakan komponen dari Jerman. Perbaikannya harus dilakukan di Jakarta oleh teknisi khusus. Kami bahkan mencoba mencari alat pinjaman dari rumah sakit lain, namun semua sedang digunakan,” jelasnya.
Ia menegaskan bahwa meskipun mengalami keterbatasan teknis, RSUP Kandou tidak pernah berhenti berupaya demi pasien.
“Kami selalu mengedepankan kepentingan pasien. Kami tidak menunggu, kami bergerak. Kami hubungi jaringan kami di Jakarta, Bali, Makassar, semua dilakukan untuk menemukan solusi,” tegas Yesheskiel.
Kini, dua alat pengganti sudah tiba dan dinyatakan siap digunakan per 5 Juni 2025 setelah melalui proses uji fungsi.
RSUP Kandou juga menyatakan akan terus terbuka terhadap masukan dari berbagai pihak, termasuk DPRD, sebagai bagian dari komitmen untuk pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bertanggung jawab.
Kesedihan keluarga tentu tak bisa dibantah, tetapi komitmen RSUP Kandou untuk memberikan yang terbaik pun tidak bisa diabaikan. Rumah sakit ini bukan hanya berdiri sebagai fasilitas kesehatan, tapi sebagai benteng terakhir bagi banyak nyawa di Sulawesi Utara dan mereka telah memilih untuk tidak menyerah, bahkan ketika sistem belum sempurna.
(yulia pricilia)