MONITORSULUT——Di tengah kesibukan pelayanan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, tim media monitorsulut, Selasa (24/06) siang, berkesempatan berbincang dengan Muri Gonibala, seorang warga asal Kotamobagu yang mendampingi ibunya menjalani perawatan di Irina B, tepatnya di kamar nomor 8.
Dengan nada tenang namun penuh keyakinan, Muri menyampaikan apresiasi yang tulus atas pelayanan yang ia dan keluarganya terima selama berada di RSUP Kandou.
“Ini sudah beberapa kali kami dirawat di sini, bahkan bulan ini saja sudah dua kali. Tapi yang kami rasakan selalu sama, pelayanan yang cepat, ramah, dan profesional,Apalagi untuk pasien lansia seperti ibu saya, kecepatan tindakan itu sangat penting,” ucap Muri saat berbincang santai dengan tim media.
Ia mengisahkan bahwa sebelumnya sang ibu sempat dirawat di salah satu rumah sakit di Kotamobagu. Namun, karena dirasa tidak ada penanganan yang maksimal, keluarga memutuskan untuk merujuk langsung ke RSUP Kandou di Manado.
“Kami memang berinisiatif merujuk ke sini karena sudah beberapa kali mendapatkan pelayanan yang sangat baik di RS Kandou. Selain cepat, semua petugas juga ramah dan memperhatikan kebutuhan pasien,” tambahnya.
Muri juga mengapresiasi perhatian tim keperawatan dan kepala ruangan yang secara rutin memantau kondisi pasien maupun kebersihan kamar. Baginya, itu bukan hal sepele,lingkungan yang bersih dan nyaman memberi dampak besar pada kenyamanan keluarga yang mendampingi.
“Di kamar nomor 8 ini, suasananya tenang, bersih, dan terjaga. Kami merasa sangat diperhatikan,” ujarnya sambil sesekali menengok ke arah ibunya.
Kepedulian dan keramahan para tenaga kesehatan membuat keluarga pasien merasa tidak sendirian dalam menghadapi masa-masa sulit. Ada kehangatan yang terasa dalam setiap pelayanan, yang membuat pasien dan keluarga lebih kuat menjalani proses pemulihan.
Sebelum menutup perbincangan, suasana sempat diwarnai canda ringan. Muri tersenyum dan berseloroh bahwa meski rumah sakit bukan tempat yang ingin sering dikunjungi, namun RS Kandou membuat mereka merasa lebih tenang setiap kali harus datang.
“Kalau semua rumah sakit seperti ini, mungkin orang nggak akan terlalu takut untuk dirawat,” katanya sambil tertawa kecil, disambut tawa hangat tim media.
Percakapan santai itu pun menjadi penutup dari sebuah pertemuan penuh makna. Dari kamar kecil bernomor 8 di Irina B, tersimpan sebuah cerita tentang pelayanan yang tak hanya menyembuhkan, tapi juga menguatkan hati.
Yulia Pricilia Walandouw – MonitorSulut