Bayi Usia 1 Bulan Korban Banjir Bandang di Sangihe

MONITOR SULUT, SANGIHE – Cuaca ekstrim yang ditandai dengan hujan berintensitas tinggi yang mengguyur kabupaten Sangihe dan sekitarnya pada Sabtu (24/09) malam lalu, mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor yang tersebar dibeberapa titik di wilayah Sangihe.

Sesuai data yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber menyatakan bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di kampung Bahoi, kecamatan Manganitu. Sedikitnya mengakibatkan 12 rumah nyaris hancur dan hanyut diporak-porandakan deras arus banjir bandang dan tanah longsor. “Dari data yang ada sementara, di kampung Bahoi ada 12 rumah yang dihantam banjir bandang, dimana 8 rumah ditimbun tanah longsor, dan 4 rumah lainnya nyaris hanyut serta 1 korban jiwa yakni bayi perempuan atas nama Anita Mare berusia 1 bulan akibat terseret banjir bandang. Sedangkan warga lainnya sudah berhasil dievakuasi ke tempat aman,” ujar Kepala BPBD Sangihe Ir Rence Tamboto.

Camat Manganitu, D. Rompis saat dihubungi wartawan mengatakan selain mengakibatkan kerusakan rumah dan korban jiwa akses ke Manganitu saat ini juga putus dimana materi longsor menimbun jalan dari Tahuna ke Manganitu dan dari Manganitu ke Tamako.
“Secepatnya material longsor dapat di angkat sehingga akses jalan kembali normal. Sebab saat ini akses dari dan menuju Manganitu hanya bisa dilalui dari Kampung Towali dan Lesa. Dirinya pun menghimbau agar warga masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan daerah yang rawan bencana sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih aman,” tandasnya, seraya menambahkan sampai saat ini proses pencarian terhadap bayi yang hilang masih sementara di lakukan baik oleh pihak TNI-Polri dari Koramil, Kodim, Polsek dan Polres, Basarnas juga Dinas Sosial, BPBD dan masyarakat setempat. “Salah satu korban jiwa masih dilakukan pencarian. Sebab saat kejadian korban bersama sang ayah hendak menyelamatkan diri dari amukan banjir bandang namun korban lepas dari pelukan sang ayah dan hanyut dibawa arus,” ungkapnya.

Sementara itu, Kordinator Pos Search and Rescue (SAR) Tahuna Berty Kowaas menyatakan akan terus berupaya dalam melakukan pencarian satu korban jiwa tersebut. “Pagi dini hari kami akan kembali melakukan pencarian di lokasi bencana, kali ini kami akan menggunakan jalur laut mengingat akses darat yang saat ini masih terputus akibat timbunan longsor di beberapa ruas jalan. Sebanyak 9 personil tim SAR yang akan diturunkan untuk operasi pencarian ini,” pungkas Kowaas. (Hendra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *