AMSI Sulut Ajak Pemerintah Daerah Kolaborasi Hadirkan Investor

Targetkan Iklan Swasta Dominasi Pendapatan Media Lewat Investasi

MONITORSULUT——-Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wilayah Sulawesi Utara (Sulut) menegaskan komitmennya untuk mengambil peran sentral dalam upaya percepatan masuknya investasi ke daerah. Kolaborasi strategis antara media siber dan pemerintah daerah dinilai sebagai kunci untuk mensosialisasikan potensi unggulan Sulut, yang pada akhirnya akan mengatrol kesejahteraan masyarakat dan kemandirian finansial media itu sendiri.

Ketua AMSI Wilayah Sulut, Ady Putong, menyatakan momentum ini harus dimanfaatkan secara optimal.

“Sulut butuh langkah konkret dan terobosan untuk menarik investor. Media tidak boleh hanya menjadi penonton, tetapi harus menjadi mitra strategis pemerintah daerah dalam menyuarakan potensi dan kesiapan daerah,” ujar Ady, Kamis 30 Oktober 2025.

Investasi yang masuk ke Sulawesi Utara adalah motor penggerak utama bagi akselerasi kesejahteraan masyarakat. Dengan pertumbuhan investasi, peluang kerja akan terbuka lebar, pendapatan daerah meningkat dan memperkuat geliat ekonomi lokal . Media siber, dengan jangkauannya yang luas dan kecepatan informasinya, memiliki peran krusial untuk mempromosikan iklim investasi yang kondusif ini.

Investasi yang masuk tidak hanya berdampak pada masyarakat, tetapi juga pada ekosistem media lokal. Apalagi dalam 1 dasawarsa terakhir, bisnis media siber meningkat pesat di Sulawesi Utara. Namun kondisinya, pemasukan bisnis media masih sangat dominan dari bentuk kerjasama dengan pemerintah.

“Semakin banyak investasi swasta relasinya bakal ada peningkatan belanja iklan dari sektor swasta. Ini akan mengurangi ketergantungan media pada dana publik yang dikelola pemerintah dan mendorong kemandirian serta profesionalisme media,” jelas dia.

Sekretaris AMSI Wilayah Sulut, Finda Morina Muhtar, menekankan pentingnya strategi kolaborasi yang terstruktur.

“Kami mengusulkan adanya forum reguler antara AMSI dan Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), untuk memastikan informasi tentang peluang investasi tersampaikan secara akurat, cepat dan terpercaya kepada calon investor,” jelas Finda Muhtar.

Finda juga menyoroti perlunya informasi yang transparan mengenai regulasi dan insentif investasi.

“Investor membutuhkan kepastian. Media siber berkomitmen untuk menjadi saluran utama yang memberitakan kebijakan pro-investasi yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota,” tambah dia.

Infrastruktur pendukung seperti Kawasan Industri Bitung (Bitung Industrial Estate), Bandara Sam Ratulangi, dan sejumlah pelabuhan laut menjadi poin penting yang wajib disosialisasikan. Posisi Sulut yang strategis sebagai gerbang menuju Asia Pasifik juga harus menjadi narasi utama yang diangkat media.

Ketua Bidang Bisnis dan Kemitraan AMSI Wilayah Sulut, Gusman Laeta, melihat kolaborasi ini sebagai jalan dua arah yang saling menguntungkan.

“Peningkatan investasi swasta akan secara langsung memicu pertumbuhan bisnis media. Bisnis yang berkembang akan membutuhkan promosi dan iklan, dan di sinilah media siber akan mendapatkan sumber pemasukan yang sehat dari sektor swasta,” kata Gusman Laeta.

Gusman Laeta memperkirakan, semakin banyak korporasi swasta beroperasi, kebutuhan mereka akan publikasi, branding, dan sosialisasi program akan meningkat.

“Ini adalah peluang emas bagi media siber lokal untuk menawarkan solusi iklan yang kreatif dan targeted, sehingga tidak perlu lagi terlalu bergantung pada dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),” lanjutnya.

Selain iklan konvensional, AMSI juga mendorong anggotanya untuk mengembangkan produk jurnalistik yang berfokus pada ekonomi dan bisnis, menyajikan analisis mendalam tentang peluang investasi, serta meliput kisah sukses investor yang sudah beroperasi di Sulut. Hal ini akan semakin meyakinkan calon investor lainnya.

Melalui kolaborasi ini, AMSI Sulut meyakini bahwa target realisasi investasi daerah dapat tercapai, bahkan terlampaui. Realisasi investasi pada Semester I tahun 2025 yang telah menembus Rp 5,464 triliun atau 59 persen dari target tahunan adalah sinyal kuat bahwa optimisme ini beralasan, dengan dominasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp3,226 Triliun.

“AMSI Sulut siap membangun kolaborasi dalam publikasi potensi daerah, menjembatani informasi antara pemerintah dan investor, demi terwujudnya akselerasi ekonomi dan kemandirian ekosistem media di Bumi Nyiur Melambai. Mari bersama-sama wujudkan Sulawesi Utara yang lebih sejahtera dan mandiri,” tutup Ady.

Potensi Daerah
Sulawesi Utara dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan beragam. Potensi ini terbentang mulai dari sektor kelautan dan perikanan, pertanian, perkebunan, hingga pertambangan dan energi. Data mencatat, realisasi investasi di Sulut pada tahun 2023 mencapai Rp10,71 Triliun, sebuah capaian tertinggi sepanjang sepuluh tahun terakhir, menunjukkan tren positif yang harus terus didorong.

Sektor Kelautan dan Perikanan menjadi salah satu unggulan. Berada di bibir Pasifik, Sulut memiliki potensi besar dalam perikanan tangkap, budidaya ikan (kerapu, goropa), dan komoditas rumput laut untuk ekspor. Media siber harus secara masif memberitakan kemudahan perizinan dan dukungan infrastruktur yang tersedia untuk sektor ini.

Di sektor Perkebunan, Sulut dikenal sebagai produsen komoditas strategis. Data menunjukkan, luas areal perkebunan cengkeh mencapai 43.209 hektar dengan produksi tahunan yang signifikan. Selain cengkeh, komoditas unggulan lain adalah kelapa, pala, dan kopi yang tersebar di sentra produksi seperti Minahasa, Bolaang Mongondow, dan Sangihe Talaud.

Pala, misalnya, memiliki luas areal perkebunan sekitar 15.758 hektar dengan produksi mencapai 7.457 ton. Komoditas ini tidak hanya untuk bumbu dapur, tetapi juga bahan baku industri obat-obatan, makanan, dan minuman. Ini adalah peluang besar bagi investor untuk mendirikan industri pengolahan hilir. Pala dari Sulawesi Utara terkenal di pasar global sebagai produk berkualitas tinggi.

Tidak hanya itu, potensi di sektor Pertambangan juga menjanjikan. Provinsi ini memiliki sumber daya mineral seperti emas, tembaga, dan biji besi, serta potensi panas bumi (geothermal) di Lahendong yang sudah dikembangkan untuk pembangkit listrik. Sektor Pertambangan tercatat sebagai salah satu penyumbang terbesar realisasi investasi di Sulut tahun 2023. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *