Hadiri Sosialisasi, Bupati Sehan Berharap Kesepakatan Harga Antara PT.ASA dan Pemilik Lahan Terealisasi

MONITORSULUT,Boltim-Bupati Boltim Sehan Landjar SH menghadiri rapat sosialisasi perusahaan tambang PT.ASA dan para pemilik lahan perkebunan area lingkar tambang. Kamis (22/8) bertempat di Balai Pertemuan Umum Desa Kotabunan.

Melalui kesempatan itu Bupati Sehan Landjar SH mengatakan pihaknya selaku pemerintah menginginkan kesepakatan harga antara  PT ASA dan pemilik lahan perkebunan terealisasi.

“Sebenarnya PT.ASA ini awalnya sudah mau mundur  tapi saya minta mereka tetap produksi.  Makanya pemilik lahan jangan seenaknya menekan harga tinggi disetiap hektar  lahan,”terangnya.

Bupati pun berharap, kedua belapihak  intens komunikasi  tentu dengan cara yang baik-baik. Apalagi  terkait penetapan harga perhektar pada area perkebunan dan tanah pekarangan yang nanti dibebaskan.

“Saya harap pemilik lahan tak terlalu tinggi memberikan harga terhadap lahan miliknya sebab pihak perusahaan punya aturan perhitungan sendiri. Apalagi emas yang ada di Kotabunan ini pengelolaannya berbeda dengan tempat lain, di Kotabunan ini emasnya itu dibungkus oleh besi,nikel dan lainnya dan untuk memisahkan itu perlu pengolahan khusus dan biayanya menurut PT ASA cukup besar,”urainya.

Ababila nanti lanjutnya, terjadi kesempatan antara kedua belapihak akan ada dampak pertumbuhan ekonomi  kemasyarakatan Kotabunan.  “Karena pastinya nanti tenaga kerja itu adalah masyarakat lingkar tambang sendiri. Dan itu permintaan pemerintah ke PT. ASA dan wajib mereka penuhi.”pungkasnya.

Bupati juga meminta warga kotabuan,bulawan bukan pemilik tanah jangan memanfaatkan situasi tersebut, “Tapi saya tahu masyarakat kotabunan dan bulawan tak seperti mereka ditempat lain dan biasanya orang bukan punya lahan terima lebih banyak dana.  Saya contohkan kayak di Bakan, ada salasatu warga yang punya lahan sampai saat ini  tak  dibayar PT JRBM karena ada pihak lain yang campur tangan dengan minta harga tak mampu dijangkau perusahaan,”pungkasnya.

Bupati juga berpesan pihak PT ASA selaku perusahaan senantiasa mendengarkan setiap aspirasi dari pemilik lahan. Sebab, area perkebunan dan tanah  pekarangan tentu berbeda harganya. “Untuk mempermudah komunikasi dengan PT ASA, baiknya pemilik lahan utus satu orang yang dipercaya agar nanti satu kesepakatan terjadi. Bila sendiri sendiri proses negosiasi akan lama.”ketusnya.

Ditengah-tengah berjalan proses sosialisasi tersebut sejumlah masyarakat pun menyampaikan berbagai aspirasi mereka hingga akhirnya salasatu perwakilan masyarakat meminta agar tanah pekarangan dan lahan perkebunan ada tanam tumbuh dibayar secara terpisah. Sementara untuk harga penawaran dari pemilik lahan untuk lahan perkebunan kosong perhektar Rp 500 juta dan  tanaman tumbuh dibayar sendiri, sebab perkebunan merupakan harapan hidup mereka selama ini.

Menanggapi  itu Manager  Eksternal PT. ASA, Andreas Bolitobi menuturkan, klasifikasi angka perhektar progres kegiatan baik pengukuran lahan  menjadi kegiatan pihaknya sekitar 740 hektar. Perhektar klasifikasi harga Rp 250 juta untuk area depan jalan dan Rp 200 juta area dibagian dalam.

“Dari 740 hektar ini kita bagi menjadi tiga area, area satu ini lebih dari 400 kapling, area dua 241 kapling. Pemiliknya sekitar 100 orang lebih, dalam proses pengukuran kita libatkan nanti pihak pemerintah kecamatan dan pemdes,”Lanjutnya lagi.

“Diperhitungan tanam tumbuh ini dihitung semunya sesuai arahan bupati, kita juga nanti libatkan Dinas PU saol pembangunan. Selain itu nanti bila pemilik lahan jika tak ditempat bisa kuasakan ke orang yang dipercaya.”ungkapnya.

Senada juga Regi Pontoh salasatu bagian Manager External PT ASA menambahkan, terkait permintaan pemilik lahan perhektar tanah kosong Rp 500 juta  dan tanaman tumbuh dibayar terpisah masih akan dilaporkan ke pimpinan tertinggi dari PT ASA. (Ik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *